PENGARUH APLIKASI GYPSUM DAN PUPUK KANDANG SAPI PADA TANAH SALIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)

Nur Cholid Susianto, Didik Hariyono, Nurul Aini

Abstract


Produksi kedelai di Indonesia tahun 2013 diperkirakan 807.57 ribu ton, menurun sebanyak 35.58 ribu ton (4.22 persen) dibandingkan tahun 2012. Penurunan produksi kedelai diperkirakan terjadi karena turunnya luas panen seluas 13.49 ribu hektar dan produktivitas sebesar 0.28 kuintal ha-1 (BPS, 2013). Dalam meningkatkan produksi kedelai dapat memanfaatkan lahan salin dengan cara penggunaan varietas toleran dan bahan amelioran.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi yang tepat antara varietas dan genotip kedelai terhadap dua jenis amelioran (gypsum dan pupuk kandang sapi) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai pada kondisi tanah salin. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini benih kedelai Wilis, Tanggamus, Genotip IAC100/bur/Malabar 10/KP/21/50 dan genotip Argopuro//IAC100 dan gypsum, pupuk kandang sapi, pupuk NPK (phonska) dan furadan 3G. Metode yang digunakan dalam penelitian ini Rancangan Split Plot yang terdiri 2 faktor yaitu genotip kedelai dan jenis amelioraan tanah. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni – September 2014 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kabupaten Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa adanya interaksi yang nyata antara varietas/genotip dengan macam amelioran terhadap peubah bobot kering biji per tanaman. Dalam masing-masing varietas/genotip terdapat jenis amelioran yang tepat dalam meningkatkan produktivitas tanaman kedelai. Pada varietas Wilis, varietas Tanggamus dan genotip Argopuro//IAC,100 penggunaan gypsum merupakan amelioran yang tepat dibandingkan dengan penggunaan pupuk kandang dan pada genotip IAC, 100/Bur// Malabar penggunaan pupuk kandang dan gypsum belum dapat meningkatkan produktivitas tanaman kedelai.

Keywords


Kedelai; Varietas Tahan; Amelioran; Komponen Hasil

Full Text:

PDF

References


Ali, Y., Z. Aslam, M.Y. Ashraf and G.R. Tahir. 2004. Effect of salinity on chlorophyll concentration, leaf area, yield and yield component of rice genotypes grown under saline environment. International Journal of Science and Technology 1 (3): 221-225.

Biro Pusat Statistik, 2013. Produksi padi, jagung dan kedelai. No 73//11/Th. XVI, 1 November 2013. http://www.bps.go.id/brs_file/aram_01nov13 (diakses 16 Desember 2014).

Daeli, N.D.S., L.A.P. Putri, dan I. Nuriadi. 2013. Pengaruh radiasi sinar gamma terhadap tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) pada kondisi salin. Jurnal Online Agroekoteknologi 1 (2): 227-237.

Damanik, A.F., Rosmayati, dan H. Hasyim. 2013. Respon pertumbuhan dan produksi kedelai terhadap pemberian mikoriza dan penggunaan ukuran biji pada tanah salin. Jurnal Online Agroekoteknologi 1 (2): 142-153.

Pradewa, C.J., Sumarsono, dan F. Kusmiyati. 2012. Karakteristik fisiologi rumput benggala (Panicum maximum) pada tanah salin yang diperbaiki. Animal Agriculture J. 1 (2): 278-285.

Purbajanti, E.D., D. Soetrisno, E. Hanudin, dan S.P.S. Budhi. 2010. Respon rumput benggala (Panicum maximum L.) terhadap gypsum dan pupuk kandang di tanah salin. Jurnal Agronomi Indonesia 38 (1): 75-80.

Rachman, A., Subiksa, dan Wahyunto. 2007. Perluasan areal tanaman kedelai ke lahan sub optimal. Puslitbangtan, Bogor.

Sudjana, B., W. Rianti, dan Muharam. 2013. Perubahan unsur hara makro C,N,P,K dan C/N rasio tanah salin karawang akibat pemberian bokashi jerami dan fungi mikoriza arbeskula (FMA) serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max). Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan 2(2): 107-117.

Suswati. 2012. Pertumbuhan dan produksi rumput benggala (Panicum maximum) pada berbagai upaya perbaikan tanah salin. Indonesian Journal Of Food Technology 1(1): 29-38.

Yuniati, R. 2004. Penapisan galur kedelai Glycine max (L.) Merril tolerant terhadap NaCl untuk penanaman di lahan salin. Makara Sains 8(1): 21-24.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.