PENGARUH APLIKASI POLIMER SUPERABSORBEN PADA BEBERAPA KADAR LENGAS TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.)

Yohanes Kristantyo, Sri Winarsih, Setyono Yudo Tyasmoro, Yogi Sugito

Abstract


Tanah marginal masih menjadi masalah terhadap pertumbuhan tanaman tebu. Tanah yang kering dengan kandungan air yang terbatas mengakibatkan kebutuhan air tanaman tebu tidak terpenuhi. Cara untuk mengatasi masalah tersebut ialah dengan meningkatkan kadar lengas tanah melalui penambahan polimer superabsorben. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan dosis polimer superabsorben dan kadar lengas optimum  pada budidaya tanaman tebu. Bahan yang digunakan adalah tebu varietas PS 862, polimer superabsorben, dan media tanam berupa tanah 3 : 1 pasir. Percobaan ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi yang terdiri dari dua faktor dan diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah kadar lengas tanah (K) yang terdiri dari empat taraf yaitu 100% kapasitas lapang (K1), 75% kapasitas lapang (K2), 50% kapasitas lapang (K3) dan 25% kapasitas lapang (K4). Faktor kedua ialah dosis polimer superabsorben (P) yang terdiri dari lima taraf yaitu tanpa polimer superabsorben (P0), 0,5 g polibag-1 (P1), 1 g polibag-1 (P2), 1,5 g polibag-1 (P3) dan 2 g polibag-1 (P4). Analisis data yang digunakan adalah uji F. Percobaan ini dilaksanakan di Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan pada bulan Januari 2015 hingga April 2015. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak tedapat interaksi pada persentase perkecambahan, panjang tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, tinggi batang dan jumlah batang. Faktor tunggal kadar lengas tanah menunjukkan beda nyata  parameter panjang tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, tinggi batang dan jumlah batang, sedangkan faktor tunggal polimer superabsorben berbeda nyata pada parameter panjang tanaman dan jumlah batang.

Keywords


Kadar Lengas; Polimer Superabsorben; Tanah Marginal; Kapasitas Lapang

Full Text:

PDF

References


Andriyanti, W. 2012. Pembuatan dan karakterisasi polimer superabsorben dari ampas tebu. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya. 1 (13) : 1-7.

Bjorneberg, D. L. 1998. Temperature, concentration, and pumping effects on PAM Viscosity. Jurnal ASAE. 41 (6): 1651-1655.

Meizal. 2008. Pengaruh kompos ampas tebu dengan pemberian berbagai kedalaman terhadap sifat fisik tanah pada lahan tembakau deli. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. 1 (1) : 83-88.

Mubin, Ahmad, dan Ratnanto Fitriadi, 2005. Upaya penurunan biaya produksi dengan memanfaatkan ampas tebu sebagai pengganti bahan penguat dalam proses produksi asbes semen. Jurnal Teknik Gelagar. 1 (16) 10-19.

Pawirosemadi, M. 2011. Dasar-dasar teknologi budidaya tebu dan pengolahan hasilnya. Universitas Negeri Malang. Malang: UM Press. pp 39-545.

Seybold, C. A. 1994. Polyacrylamide review: soil conditioning and environmental fate. commun. Journal of Soil Science. 25 (11&12): 2171-2185.

Shainberg, I., and G. L. Levy. 1994. Organic polymers and soil sealing in cultivated soils. Journal of Soil Science. 158(4): 267-273.

Sudaryono, 2006. Pengaruh pemberian lapisan lempung terhadap peningkatan lengas tanah pada lahan marginal berpasir. Jurnal Teknologi Lingkungan. 2 (7) : 198-205.

Suharto, E. 2006. Kapasitas simpanan air tanah pada sistem tata guna lahan LPP Tahura Raja Lelo Bengkulu. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 1 (8) : 44-49.

Wardani, A.K. 2013. Produksi etanol dari tetes tebu oleh Saccharomyces Cerevisiae pembentuk flok (Nrrl – Y 265). Jurnal Agritech. 2 (33) : 131-139.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.