RESPON TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir) DENGAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA PIPA VERTIKAL

Hardi Yanto Wibowo, Sitawati Sitawati

Abstract


Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun dan termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Semakin sempitnya lahan produktif di daerah perkotaan tentu menuntut adanya suatu cara untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan terbatas tersebut agar tetap produktif, salah satunya budidaya tanaman dengan sistem vertikultur metode roof garden. Namun sejauh belum diketahui perbandingan jumlah pemberian air yang tepat untuk digunakan pada sistem budidaya vertikultur metode roof garden agar tanaman dapat tumbuh dan memiliki hasil yang optimal. Air ialah komponen penting dalam pertumbuhan tanaman terlebih pada metode roof garden karena keterbatasan air di atap bangunan. Berdasarkan hal ini maka perlu adanya penelitian mengenai jumlah pemberian air yang tepat agar budidaya tanaman kangkung dengan sistem vertikultur metode roof garden dapat menghasilkan hasil yang optimal. Penelitian ini dilaksanakan di atap Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya pada bulan Juli sampai Agustus 2016. Terdapat pengaruh efisiensi air terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat. Perlakuan penyiraman 1 hari 2x akan meningkatkan produksi optimal tanaman kangkung darat, dengan rerata bobot segar total 21,67 (g/tan), sedangkan tanaman dengan penyiraman 3 hari 1x mengakibatkan penurunan bobot segar total sebesar 64,3% dari penyiraman 1 hari 2x.

Keywords


Ipomoea reptans Poir; Convolvulaceae; Metode Roof Garden; Vertikultur

Full Text:

PDF

References


Amthor, J.S. and K.J. McCree. 1990. Carbon Balance of Stressed Plants : A Conceptual Model for Integrating Research Results. Jurnal Horticulture. 86 (4) : 1 – 15.

Bray, E.A. 1997. Plant responses to water deficit. Trend in Plant Science.2:48-54.

Darwati, I., Rasita S. M. D. dan Hernani. 2002. Respon Daun Ungu (G.Pictum L.) terhadap Cekaman Air. Jurnal Industrial Crop Research. 8(3) : 73-75.

Ghannoum O. (2009). C4 photosynthesis and water stress. Annals Of Botani 103(4): 635-644.

Gardner, F.P., Perace, R.B., dan Mitchell, R.L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerjemah: Susilo, H.Jakarta: UI Press.

Habrina, A, P. 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Pupuk Organik Cair Lengkap (POCL) Bio Sugih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.). Universitas Andalas. Padang.

Karo-karo, F.J. 2015. Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Air Madu Deli Hijau (Syzigium samarengense). Jurnal Agroteknologi 4 (571) : 1786-1795.

Junaedi. 2009. Pertumbuhan Dan Mutu Fisik Bibit Jabon (Anthocephalus cadamba) Di Polibag Dan Politub. Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat Knok. Riau.

Mustaha, et.al. 2012. Respon Pertumbuhan Bibit Manggis Pada Berbagai Interval Penyiraman Dan Porositas Media. Jurnal Horticulture. 22 (1) : 37-46.

Nour, A. and D. Weibel. 1978. Evaluation of Root Characteristics in Sorghum Grain. Jurnal Agronomy. 70 (5) : 217 – 218.

Praba, ML, Cairns JE, Babu RC, Lafitte HR (2009). Identification Of Physiological Traits Underlying Cultivar Differences In Drought Tolerance In Rice And Wheat. Jurnal Agro Crop Science.195(1) : 30-46.

Sarawa. 2014. Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine Max L. Merr) Pada Berbagai Interval Penyiraman Dan Takaran Pupuk Kandang. Jurnal Agroteknos 4 (571) :1786 - 1795.

Suhartono, et.al. 2008. Pengaruh Interval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glicine Max (L) Merril) Pada Berbagai Jenis Tanah.

Sulistyono E, Suwarto, Ramdiani Y.2005. Defisit evapotranspirasi sebagai indikator kekurangan air pada padi Gogo (Oryza sativa L.). Agronomy 33(1): 6-11.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.