PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS LIMBAH DOMESTIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) ASAL BIBIT BUD CHIP

Cyntia Yolanda Apriscia, Nunun Barunawati, Karuniawan Puji Wicaksono

Abstract


Permasalahan industri gula nasional adalah rendahnya produktifitas tanaman tebu sebagai bahan utama produksi gula. Salah satu faktor penyebabnya adalah kesuburan lahan Indonesia yang semakin menurun. Usaha yang harus dilakukan oleh petani tebu adalah mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan menggantinya dengan pupuk organik. Salah satu jenis pupuk organik yang potensial digunakan yaitu pupuk kompos limbah domestik, komposisi limbah yang memiliki kualitas paling baik diperoleh dari kelompok sampah yang didominasi oleh sisa makanan, sayur dan buah dengan kadar unsur N, P, K, C-organik masing-masing sebesar 3,14 %, 6.98 %, 2,14 %, 35,02 %, pH 6,9 dan C/N rasio 11. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk kompos limbah domestik terbaik terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk kompos limbah domestik terbaik terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos limbah domestik dengan 75% dosis rekomendasi (4,5 ton ha-1) memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman tebu (tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah anakan).

Keywords


Kompos Limbah Domestik; Bud chip; Fase Vegetatif; Tebu

Full Text:

PDF

References


Ahmed, M., K. P. Baiyeri, and B. C. Echezona. 2012. Effect of planting parts and potassium rate on the productivity of sugarcane (Saccharum officinarum L.). Exploration Agriculture & Horticulture. 2 (1): 23-30.

Djajadi. 2013. Silika (Si): unsur hara penting dan menguntungkan bagi tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Perspektif. 1 (12) : 47-55.

Faradiba, S. 2012. Respon pertumbuhan anakan pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) varietas Bululawang (BL) pada lahan tegal dan lahan tidur (studi kasus di Desa Rubaru Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep). J. Agrointek. 3(6): 1-7

Harjanti, R. A. 2014. Pengaruh takaran pupuk nitrogen dan silika terhadap pertumbuhan awal (Saccharum officinarum L.) pada inceptisol. Vegetalika. 3 (2) : 35- 44.

Minardi, S. 2002. Kajian komposisi pupuk NPK terhadap hasil beberapa varietas tanaman buncis tegak (Phaseolus vulgaris L.) di tanah alfisol. Sains Tanah. 2(1): 18-24.

Mulyono, D. 2009. Evaluasi kesesuaian lahan dan arahan pemupukan N, P, dan K dalam budidaya tebu untuk pengembangan daerah Kabupaten Tulungagung. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 11(1): 47-53

Purwanti, E. 2008. Pengaruh dosis pupuk majemuk dan konsentrasi Em-4 terhadap pertumbuhan bibit stek tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Tanah dan Agroklimatolog. i 9(1): 1-7

Putri, A. D. 2013. Pengaruh komposisi media tanam pada teknik bud chip tiga varietas tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Produksi Tanaman. 1 (1) : 16 – 23.

Rokhman, H. 2014. Jumlah anakan dan rendemen enam klon tebu (Saccharum officinarum L.) asal bibit bagal, mata ruas tunggal, dan mata tunas tunggal. Vegetalika 3 (3) : 89–96.

Song Ai N. dan Patricia T. 2013. Karakter morfologi akar sebagai indikator kekurangan air pada tanaman. Jurnal Bioslogos. 1 (3) : 31-39.

Sugeng. 2014. Fase pertumbuhan tanaman tebu. http://detiktani .blogspot.com/2013/fase.pertumbuhan-tebu.html. Diakses pada tanggal 16 Desember 2014.

Zaif. 2015. Pertumbuhan dan perkembangan. www.zaifbio. wordpress.com. Diakses pada tanggal 30 Juli 2015.

Zulkarnain, M. 2013. Pengaruh kompos, pupuk kandang, dan custom-bio terhadap sifat tanah, pertumbuhan dan hasil tebu (Saccharum officinarum L.) pada entisol di Kebun Ngrangkah-Pawon, Kediri). Indonesian Green Technology Journal 2 (3): 3-6.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.