VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA BEBERAPA JENIS MEDIA INVIGORASI

Tri Nanda Sagita Rachma, Damanhuri Damanhuri, Darmawan Saptadi

Abstract


Produktivitas kakao (Theobroma cacao L.) mulai menurun setelah tanaman berumur 25 tahun. Oleh karena itu, kebutuhan benih kakao sangat diperlukan untuk rehabilitasi dan penanaman kembali. Namun, kebun induk benih kakao masih sangat terbatas, hanya disediakan oleh perkebunan besar dan terletak berjauhan dengan perkebunan rakyat sehingga memerlukan waktu relatif lama selama pengiriman yang dapat menurunkan mutu fisiologis benih. Di samping itu, benih kakao bersifat rekalsitran, yaitu benih yang memiliki daya simpan rendah, cepat kehilangan viabilitas pada berbagai kondisi penyimpanan, tidak memiliki masa dorman dan berkadar air tinggi. Solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kembali mutu benih yang telah mengalami kemunduran selama pengiriman ialah perlakuan invigorasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media invigorasi terbaik terhadap peningkatan viabilitas dan vigor benih kakao. Penelitian dilaksanakan di Ruang Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya pada Bulan Maret-Mei 2015. 6 jenis perlakuan media invigorasi (kontrol, matriconditioning dengan arang sekam, matriconditioning dengan cocopeat, matriconditioning dengan batu bata, osmoconditioning dengan air kelapa muda, dan osmoconditioning dengan larutan KNO3) diuji menggunakan Rancangan Acak Lengkap 4 kali ulangan. Pengamatan dilakukan pada tolok ukur daya berkecambah (DB), kecepatan tumbuh (KCT), keserempakan tumbuh (KST), indeks vigor (IV), bobot kering kecambah normal (BKKN), panjang hipokotil dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan invigorasi matriconditioning menggunakan media arang sekam menjadi solusi terbaik dengan hasil yang paling optimal dibanding media lainnya. Selain arang sekam, batu bata dan cocopeat dapat menjadi media alternatif.

Keywords


Theobroma cacao L.; Benih Rekalsitran; Kemunduran Mutu; Invigorasi; Media Invigorasi

Full Text:

PDF

References


Baharudin dan Rubiyo. 2013. Pengaruh perlakuan benih dan media tanam terhadap peningkatan vigor bibit kakao hibrida. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara dan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Buletin RISTRI. 4(1): 27-38.

Baharudin, S. I., M.R. Suhartanto, A. Purwantara. 2010. Pengaruh lama penyimpanan dan perlakuan benih terhadap peningkatan vigor benih kakao hibrida. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara, Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB dan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia Bogor. Jurnal Pengkajian Pengembangan Teknologi Pertanian. 13(1): 73-84.

Farooq, M., S.M.A. Basra, dan K. Hafeez. 2006. Seed invigoration by osmohardening in coarse and fine rice. Journal of Seed Science and Technology. (34): 181-187.

Handayani, S. 2010. Kualitas batu bata merah dengan penambahan serbuk gergaji. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan. 1(12): 41-50.

Khan, A.A. 1992. Preplant physiological seed conditioning. Horticultural Reviews. 13(4): 131-181.

Khan, A.A., H. Miura, J. Prusinski, and S. Ilyas. 1990. Matriconditioning seed to improve emergence. Proceeding of the Symposium on Stand Establishment of Horticultural Crops. Minnesota. 19-40.

Maemunah, E. Adelina dan I.Y. Daniel. 2009. Vigor benih kakao (Theobroma cacao L.) pada berbagai lama penyimpanan dan invigorasi. Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Tadulako, Selawesi Tengah. Jurnal Agroland. 16(3): 206-212.

Noprianto. 2015. Penampilan dua varietas padi (Oryza sativa L.) dengan pemberian zat pengatur tumbuh alami pada lahan sawah tercekam ion fero. Fakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa. Padang.

Nursandi, F., E. Murniati dan Suwarto. 1990. Pengaruh priming pada benih kedelai (Glycine max (L.) Merr.) terhadap nilai vigor kecambah dan vigor tanaman. Jurnal Keluarga Benih. 1(2) :11-21.

Pangaribuan, M.R., P. Puspita. 2013. Pembuatan batu bata merah Desa Panorama dan Desa Dusun Besar. Universitas Ratu Samban, Kabupaten Bengkulu Utara. Jurnal Pengabdian Sriwijaya. 2(2):197-208.

Ruliyansyah, A. 2011. Peningkatan performansi benih kacangan dengan perlakuan invigorasi. Perkebunan dan Lahan Tropika. Jurnal Teknologi Perkebunan & PSDL. 1(1): 13-18.

Sadjad, S., E. Murniati dan S. Ilyas. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih dari Komparatif ke Simulatif. PT. Grasindo. Jakarta.

Suhendy, D. 2007. rehabilitasi tanaman kakao. tinjauan potensi, permasalahan, rehabilitasi tanaman kakao di Desa Primatani Tonggolobibi. Prosiding Seminar Nasional 2007. Pengembangan Inovasi Pertanian Lahan Marginal. Departemen Pertanian: 347-334.

Sumampow. 2011. Viabilitas benih kakao (Theobroma cacao L.) pada media simpan serbuk gergaji. Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado. Journal of Soil Environment. 8(3): 102-105.

Suryani, N. 2003. Pengaruh perlakuan matriconditioning plus fungisida pada benih cabai merah (Capsicum annum L.) dengan berbagai tingkat kontaminasi Colletotricum capsisi (syd.) Butl. Et Bisby terhadap viabilitas dan vigor Benih. Skripsi. Depateremen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sutariati, G.A.K. 2001. Peningkatan performansi benih cabai. SitusHijau.com

Utami, E.P. 2013. Perlakuan priming benih untuk mempertahankan vigor benih kacang panjang (Vigna unguiculata) selama penyimpanan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wahyudi, T. dan Misnawi. 2007. Fasilitas perbaikan mutu dan produktivitas kakao Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia 2007. 23(1): 32-43.

Yunitasari, M dan S. Ilyas. 1994. Kemungkinan beberapa media padatan sebagai media matriconditioning benih cabe (Capsicum annum L.). Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor. Jurnal Keluarga Benih. 5(2).


Refbacks

  • There are currently no refbacks.