Keragaman dan Korelasi Karakteristik Fisik Biji dengan Perkecambahan dan Karakter Hasil pada Kacang Ercis (Pisum sativum L.)

Hera Livia Damara, Intan Widia Santika, Budi Waluyo

Abstract


Kacang ercis (kacang polong) merupakan tanaman penghasil polong yang dikonsumsi sebagai sayur. Di Indonesia tanaman kacang ercis telah lama dikenal, khususnya di pulau Jawa. Mulai tahun 2008, Indonesia mengalami penurunan jumlah ekspor kacang ercis karena penurunan pasokan dan kontinuitas. Peningkatan hasil tanaman kacang ercis dapat diupayakan melalui pemuliaan tanaman yang berkelanjutan. Kegiatan pemuliaan tanaman yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan identifikasi keragaman morfologi. Untuk mengetahui adanya hubungan antara karakteristik fisik biji dengan perkecambahan dan karakteristik fisik biji dengan karakter hasil kacang ercis perlu dilakukan analisis korelasi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2018, di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Bahan yang digunakan yaitu 37 genotipe kacang ercis yang berasal dari seleksi galur lokal dan introduksi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan perlakuan sebanyak 37 genotipe, dan 3 ulangan. Masing-masing genotipe terdiri dari 10 tanaman. Dari hasil penelitian diketahui karakter kuantitatif fisik biji dari 37 genotipe ercis yang memiliki nilai keragaman luas adalah karakter volume biji dan luas permukaan biji. Dari 37 genotipe yang ada, karakter kualitatif fisik biji yang mendominasi adalah karakter tekstur biji keriput, warna biji cokelat kehijauan, dan bentuk biji genjang. Karakter perkecambahan yang memiliki korelasi genetik dan fenotipe dengan nilai positif dengan karakter hasil adalah laju perkecambahan dan nilai perkecambahan. Karakter hasil yang berkorelasi positif dengan karakter fisik biji adalah tinggi tanaman, jumlah daun, berat polong per tanaman, panjang polong, lebar polong, berat biji per polong, jumlah biji per polong, dan berat 100 biji.

Keywords


kacang ercis; karakter fisik biji; karakter hasil; perkecambahan

Full Text:

PDF

References


Castillo, A. G., J. G. Hampton, and P. Coolbear. 1993. Influence of seed quality characters on field emergence of garden peas (Pisum sativum L.) under various sowing conditions. New Zeal. J. Crop Hort. 21 (2): 197-205.

Chozin, M. D. Suyanti, M. Taufik, D.W. Ganefianti dan Suprapto 1993. Variabilitas genetik tanaman kedelai. Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Czabator, F. J. 1962. Germination value: An index combining speed and completeness of pine seed germination. Forest science. 8(4): 386-395. https://doi.org/10.1093/forestscience/8.4.386.

Dahl, W. J., L. M. Foster, and R. T. Tyler. 2012. Review of benefit health of pea (Pisum sativum L.). Br. J. Nutr. 108(1): S1-S10.

FAOSTAT. 2018. Food and Agriculture Organization Corporate Statistical Database.

Gardner, F. P., R. B. Pearce, R. L. Mitchell. 1985. Physiology of Crop Plants. Iowa State University Press, Ames.

ISTA. 1999. International rules for seed testing. Seed science and Technology. Switzerland. p 288

Mahmud, F. 2017. Genetic diversity, correlation and path analysis for yield and yield components of pea (Pisum sativum L.). WJAS 13(1): 11-15

Martono, B. (2009). Keragaman genetik, heritabilitas dan korelasi antar karakter kuantitatif nilam (Pogostemon sp.) hasil fusi protoplas. Jurnal Littri. 15(1): 9-15.

Neelima, S., K. A. Kumar, K. Venkataramanamma, and Y. Padmalatha. 2016. Genetic variability and genetic diversity in sunflower. Electron. J. Plant Breed. 7: 703–707.

Puslitbang. 2011. Kapri, peluang baru bisnis sayuran. 33(2): 14-15

F. Rimoldi, F., P. S. V. Filho, M. V. Kvitschal, M. C. Gonçalves-Vidigal, A. J. Prioli, S. M. A. P. Prioli, T. R. da Costa. 2010. Genetic divergence in sweet cassava cultivars using morphological agronomic traits and RAPD molecular markers. Braz. Arch. Biol. Technol. 53(6): 477-1486.

Rukmana, R. 2003. Usaha Tani Kapri. Yogyakarta. Kanisius.

Siregar, N. 2010. Pengaruh ukuran benih terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit Gmelina (Gmelina arborea Linn.). Jurnal Tekno Hutan Tanaman. 3(1): 1-5.

Utomo, Budi. 2006. Ekologi benih. USU Repository, Medan.

Waluyo, B., D. Saptadi, N.R. Ardiarini, Kuswanto, and C.U. Zanetta. 2016. Keragaman karakteristik fisik biji koro manis (Phaseolus lunatus L.) sebagai dasar sinkronisasi preferensi kebutuhan industri. Dalam: Asmara, R. dan Sujarwo (Editor). Prosiding Seminar Nasional Pembangunan Pertanian 2016: Tantangan dan Arah Pembangunan Pertanian Indonesia Masa Depan, Malang 12 November 2016. Badan Penerbitan Fakultas Pertanian UB, Malang. p. 555–560




DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2020.005.1.9

Refbacks

  • There are currently no refbacks.