Keanekaragaman Gulma pada Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Akibat Pengaruh Pengendalian Gulma dan Beberapa Jarak Tanam

Rifqi Syafi'i Ulya, Husni Thamrin Sebayang

Abstract


Gulma merupakan tumbuhan yang tidak diinginkan pertumbuhannya dan selalu ada di ekosistem pertanian. Komposisi gulma dapat berubah dalam jangka waktu yang lama karena berbagai faktor yaitu seperti kemurnian benih, pemilihan tanaman, rotasi tanaman, teknik dan waktu penanaman, pengolahan tanah, waktu panen, pemupukan dan metode kimiawi. Pertumbuhan gulma dipengaruhi oleh faktor tanah, faktor cahaya, adaptasi lingkungan, dan kemampuan bersaing gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman gulma pada bawang merah akibat pengaruh pengandalian gulma dan beberapa jarak tanam. Penelitian telah dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan September 2020. Di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan jarak tanam sebagai petak utama dan cara pengendalian gulma sebagai anak petak sehingga mendapatkan 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan yaitu: Petak Utama: Jarak Tanam 10 cm x 10 cm (J1), Jarak Tanam 15 cm x 15 cm (J2), Jarak Tanam 20 cm x 20 cm (J3); Anak Petak: Bebas Gulma (P0), Penyiangan 14 hst, 28 hst, dan 42 hst (P1), Penyemprotan Herbisida Pra Tumbuh + Penyiangan 28 hst dan 42 hst (P2), Mulsa Plastik Hitam Perak + Penyiangan 28 hst dan 42 hst (P3). Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat 6 spesies gulma sebelum olah tanah yaitu Portulaca oleracea, Echinochola crussgalli, Eleusine indica (L.) Gaertn., Cyperus rotundus L., Amaranthus spinosus L., dan Altenanthera sessilis. Setalah dilakuan perlakuan terdapat 3 spesies baru yaitu Ageratum conyzoides, Cynodon dactylon (L) Pers., dan Capsella bursa-pastoris.


Keywords


Gulma; Bawang Merah; Pengendalian Gulma; Jarak Tanam

Full Text:

PDF

References


Abdurrazak, M. Hatta, dan A. Marliah. 2013. Pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) akibat perbedaan jarak tanam dan jumlah benih per lubang tanam. J. Agrista. 17 (2): 55–59.

Dhananivetha, M., M. M. Amnullah, P. M. Arthanari, dan S. Mariappan. 2016. Weed management in onion: a review. J. Agric. Review. 38(1) : 76

Dinata, A. Sudiarso, dan H. T. Sebayang. 2017. Pengaruh waktu dan metode pengendalian gulma terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea Mays L.). J. Protan. 5(2) : 192

Djazuli, M. 2011. Alelopati pada beberapa tanaman perkebunan dan teknik pengendalian serta prospek pemanfaatannya. J. Perspektif 10(1) : 44 – 50

Ginting, E. P., dan H. T. Sebayang. 2019. Jenis gulma pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) akibat pengaruh pengendalian gulma. J. Protan. 7(12): 2279–2285

Hani, M., R. Lebazda, and M. Fenni. 2017. Studies of morphological characteristics and production of seeds weeds of species of family brassicaceae (Cruciferous) in setifian high plateau, algeria. J. ARRB. 12(5): 1-9

Iannetta, P. P. M., G. S. Begg, T. A. Valentine, Dan J Wishart. 2010. Sustainable disease control using weeds as indicators: Capsella bursa-pastoris and tobacco rattle virus. J. Weed Biology, Ecology and Mangement. 1-3

Kondi, A. A. 2017. Sebaran Propagul Gulma pada Berbagai kedalaman tanah dan kondisi lahan. Skripsi. Fakultas Peratanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Leghari, S. J., U. A. Leghari, G. M. Laghari, M. Buriro and Farooque Ahmed Soomro. 2016. An overview on various weed control practices affecting crop yield. Journal of Chemical, Biolocal and Phyisical Science. 6(1): 059-069.

Marsal, D., K. P. Wicaksono, dan E. Widaryanto. 2015. Dinamika perubahan komposisi gulma pada tanaman tebu keprasan di lahan sistem reynoso dan tegalan. J. Protan, 3(1): 81 – 90

Permana, J., E. Widaryanto, dan K. P. Wicaksono. 2018. Penggunaan herbisida oksifluofren dan pendimethalin pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). J. Protan. 6(4) : 563

Priya, R. S., C., Chinnusamy, P. M. Arthanari and V. Hariharasudhan. 2017. A review on weed management in onion under indian tropical condition. Chem Sci Rev Lett, 6(22): 88-93.

Rana, S.S. and M.C. Rana.2015. Advances in weed management.department of agronomy, college of agriculture, CSK himachal pradesh krishi vishvavidyalaya, palampur. pp. 15-18.

Sebayang, H. T. 2017. Pertumbuhan gulma di lingkungan tanaman. Universitas Negeri Malang. Malang: 63

Subrata, B. A. G. dan B. A. Setiawan. 2018. Keragaman vegetasi gulma di bawah tegakan pohon karet (hevea brasiliensis) pada umur dan arah lereng yang berbeda di ptpn ix banyumas. J. Ilmiah Pertanian. 14 (2): 1-13

Suryaningsih, J., A. A. Martin, dan D. Ketut. 2011. Inventarisasi gulma pada tanaman jagung (Zea mays L.) di lahan sawah kelurahan padang galak, denpasar timur, kodya denpasar, provinsi bali. J. Simbiosis. 1(2) : 149-159

Suryatini, L. 2018. Analisis keragaman dan komposisi gulma pada tanaman padi sawah. J. Sains Dan Teknologi 7(1) : 77-89

Tjitrosoedirdjo, S., H. Utomo dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan gulma di perkebunan. PT Gramedia. Jakarta.

Umiyati, U. 2016. Studi efektivitas herbisida oksifluorfen 240 gl-1 sebagai pengendali gulma pada budidaya bawang merah (Allium ascalonicum L.). J. Kultivasi. 15(1) : 46-51




DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2021.006.2.4

Refbacks

  • There are currently no refbacks.