Kajian Etnobotani Tanaman Pekarangan Desa Ngumpul Kabupaten Nganjuk

Euis Elih Nurlaelih, Zobby Hendi Zenobia, Dewi Ratih Rizki Damaiyanti

Abstract


Tanaman pekarangan memiliki hubungan yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat karena berada pada salah satu ruang hidupnya.  Hubungan tersebut diwujudkan dalam bentuk pemanfaatan dan pengelolaan oleh masyarakat.  Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya tanaman pekarangan akan menimbulkan ketergantungan dan mendorong adanya upaya pelestarian kekayaan plasma nutfah baik secara sadar maupun tidak.  Selain itu, pemanfaatan tanaman pekarangan secara optimal berpotensi untuk mendukung ketahanan pangan keluarga.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tanaman pekarangan oleh masyarakat Desa Ngumpul Kabupaten Nganjuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Ngumpul memanfaatkan tanaman pekarangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yaitu sebagai tanaman pangan (26,7%), tanaman hias (24,6 %), tanaman peneduh (16,9%), tanaman obat (15,8 %), tanaman aromatik (6,8%), tanaman untuk ritual (5,8%), penghasil warna (3,2%), dan tanaman penghasil kayu (0,4%).  Hal ini menunjukkan bahwa tanaman di pekarangan memberikan manfaat yang beragam pada masyarakat.  Tanaman yang sering ditemui di pekarangan Desa Ngumpul adalah Mangga (Mangifera indica), Pisang (Musa paradisiaca), Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius), Kemangi (Ocimum × citriodorum), dan Pepaya (Carica papaya) dengan nilai 0,99-0,86. Berdasarkan familinya, tanaman yang paling banyak ditemui berasal dari famili Araceae dan Myrtaceae.

Keywords


pekarangan; fungsi tanaman; budaya

Full Text:

PDF

References


Babaian, C., & Twigg, P. 2011. The power of plants: introducing ethnobotany & biophilia into your biology class. The American Biology Teacher, 73(4), 217–221. DOI: 10.1525/abt.2011.73.4.6.

Junaidi, E., & R. Maryani. 2013. Pengaruh dinamika spasial sosial ekonomi pada suatu lanskap daerah aliran sungai (DAS) terhadap keberadaan lanskap hutan (studi kasus pada DAS citanduy hulu dan DAS ciseel, jawa barat). Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 10 (2) : 122 – 139.

Nurlaelih, E.E., L. Hakim, A. Rachmansyah, Antariksa. 2019. Landscape services of home garden for rural household: a case study of jenggolo village malang regency. Agricultural Socio-Economics Journal 19 (3) : 135-143.

Nurchayati, N., T. I. D. Kurnia, N. Putri. 2020. Pengetahuan etnobotani tanaman ritual suku using banyuwangi dalam Upaya Konservasi Tanaman dan Membangkitkan Kearifan Lokal Masyarakat. Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha. 7(2) : 105-114.

Purlinda, D.E., S.B.I. Simanjutak, Saryono. 2020. Potensi jus buah pepaya (Carica papaya L.) mencegah nefrotoksisitas pada tikus wistar yang terpapar Pb asetat. A Scientific Journal 37(2) : 97-105.

Syafitri, F.R., Sitawati, L. Setyobudi. 2014. Kajian etnobotani masyarakat desa berdasarkan kebutuhan hidup. Jurnal Pro. Tan. 9(2) : 172-179.

Rahman, R., Zulkifli. 2019. Pemanfaatan lahan perkarangan sebagai alternatif pendapatan petani (studi kasus usahatani lahan perkarangan di kecamatan blangbintang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM). 4(3) : 214-222.

Rusmina, H.Z., Miswan dan R. Pitopang. 2015. Studi etnobotani tumbuhan obat pada masyarakat suku mandar di desa sarude sarjo kabupaten mamuju utara sulawesi barat. Biocelebes. 9(1) : 73-87.

Tapundu, A.S., S. Anam, R. Ramadhanil. 2015.Studi etnobotani tumbuhan obat pada suku seko di desa tanah harapan kabupaten sigi sulawesi tengah. Biocelebes. 9(2) : 66-86.

Tumembow, S.O., V.N.S. Wowor, E. Tambunan. 2018. Pengaruh konsumsi buah pepaya california dan pepaya hawai terhadap penurunan indeks debris anak. Jurnal e-GiGi 6(2) : 101-106.

Widiastuti, T. C., N. Z. W. Kiromah, Ledianasari. 2017. Identifikasi etnobotani tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat kecamatan sempor kabupaten kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. 13(2) : 99-106.




DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2022.007.1.1

Refbacks

  • There are currently no refbacks.