Kajian Dampak Perbedaan Unsur Iklim terhadap Produktivitas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) pada Dataran Tinggi dan Dataran Rendah

Mirta Dwi Setyoreni, Ariffin Ariffin

Abstract


Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) termasuk jenis tanaman palawija penghasil karbohidrat yang berpotensial dan merupakan pengganti bahan makanan pokok. Masalah utama yang dihadapi dalam kegiatan usahatani ubi jalar adalah rendahnya produksi rata-rata per hektar lahan. Ubi jalar memiliki daya adaptasi yang luas baik dari kondisi lahan, lingkungan maupun iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan unsur iklim dan produktivitas ubi jalar, mengetahui hubungan dari unsur iklim terhadap produktivitas ubi jalar serta mengetahui unsur iklim yang paling berperan dalam produktivitas ubi jalar pada dataran tinggi dan dataran rendah. Penelitian dilakukan pada bulan April – Oktober 2021 di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang dan Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur dengan menggunakan metode survei. Alat dan bahan yang digunakan yaitu data produktivitas dan unsur iklim tahun 2001-2020 yang dianalisis menggunakan uji korelasi dan uji regresi dengan menggunakan software Microsoft Office Excel 2016 dan SPSS 25. Hasil penelitian ini menunjukkan situasi unsur iklim di dataran rendah dan dataran tinggi di wilayah jawa timur selama kurun waktu dua puluh tahun terakhir (2001-2020) berpengaruh terhadap produktivitas ubi jalar. Unsur iklim curah hujan di dataran rendah dan unsur iklim suhu udara di dataran tinggi memiliki hubungan yang nyata dengan nilai korelasi r mendekati 1 pada taraf 5% terhadap produktivitas ubi jalar. Unsur iklim curah hujan di dataran rendah berpengaruh nyata terhadap produktivitas ubi jalar dengan persamaan hasil regresi Y= 29,439 + 0,040X, ini menunjukkan apabila curah hujan meningkat satu mm akan meningkatkan produktivitas ubi jalar 0,040 ton/ha. dan unsur iklim suhu udara pada dataran tinggi berpengaruh nyata terhadap produktivitas ubi jalar dengan persamaan hasil regresi Y = -40,541 + 3,005X, ini menunjukkan apabila suhu meningkat satu derajat akan meningkatkan produktivitas ubi jalar 3,005 ton/ha. Unsur iklim yang paling berperan terhadap produktivitas ubi jalar dilihat dari nilai korelasinya yaitu unsur iklim suhu udara.


Keywords


Dataran Tinggi; Dataran Rendah; Ubi Jalar; Unsur Iklim

Full Text:

PDF

References


Andriani, M., E. Kernalis dan Y. Damayanti. 2015. Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ubi jalar (Ipomoea batatas l.) di Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci. Jurnal Sosio Ekonomika Bisnis 18 (2): 90 – 98.

Badan Litbang Pertanian. 2011. Pedoman umum model kawasan rumah pangan lestari. Kementerian Pertanian.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang. 2020. Luas panen, produktivitas dan produksi ubi jalar menurut Kecamatan di Kabupaten Malang, 2013-2019. Kabupaten Malang.

Doberman, A and T. H. Fairhust. 2002. Rice straw management. Better corps international. Journal Special Suplemen. 16: 7 – 11.

Falco, D. S., M. Bezabih and M. Yesuf. 2010. Seeds for livelihood: crop biodiversity and food production in Ethiopia. Journal Ecological Economics. 69 (8): 1695 – 1702.

Ginting, E.U., S. Joko, R. Yulifianti dan M. Jusuf. 2011. Potensi ubi jalar ungu sebagai pangan fungsional. Iptek Tanaman Pangan 6 (1): 116-138.

Gunawan, D. 2009. Kajian hidro-klimatologi daerah Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan (Ciayu Majakuning). Jurnal Biologi Indonesia. 5 (3): 355-361.

Hamdi, S. 2014. Mengenal lama penyinaran matahari sebagai salah satu parameter klimatologi. Jurnal Berita Dirgantara. 15 (1): 7-16.

Haniati, P. R., I. Harliyaningtyas dan Supriyadi. 2021. Pengaruh temperatur dan kelembaban terhadap produktivitas tembakau voor-oogst kasturi di Kabupaten Jember. Journal Agropross: National Conference Proceedings of Agriculture. 5: 1–9.

Herlina, N. dan R. A. Pahlevi. 2017. Evaluasi dampak perubahan iklim terhadap produktivitas padi (Oriza sativa l.) di Kabupaten Malang. Pros. Semnas. Pembangunan Pertanian II. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia. Malang

Jayatilleke, S. Bandara and Y. Cai. 2014. The impact of climate change on food crop productivity, food prices and food security in South Asia. Economic Analysis and Policy. 4 (1): 451 – 465.

Karamina, H., W. Fikrinda dan A.T. Murti. 2017. Kompleksitas pengaruh temperatur dan kelembaban tanah terhadap nilai pH tanah di perkebunan jambu biji varietas kristal (Psidium guajava l.) Bumiaji, Kota Batu. Jurnal Kultivasi. 16 (3): 430 – 434.

Lingga, P. 1992. Bertanamn umbi-umbian. Penebar swadaya. Jakarta.

Marpaung, S. 2010. Identifikasi curah hujan ekstrem enam kota besar di pulau Jawa, Prosiding Seminar Penerbangan dan Antariksa Nasional, Serpong – Jawa Barat.

Nasir, S. A. Rahayuningsih dan Y. Widodo. 2008. Profil dan peluang pengembangan ubi jalar untuk mendukung ketahanan pangan dan agroindustri. Buletin Palawija 15: 21 – 30.

Prabawardani, S., A. Sarungallo, Y. Mustamu dan F. Luhulima. 2008. Tanggap klon lokal ubi jalar papua terhadap cekaman kekeringan. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 27 (2) :113 – 119.

Raharjeng, A.R.P. 2015. Pengaruh faktor abiotik terhadap hubungan kekerabatan tanaman Sansevieria Trifasciata L. Jurnal Biota. 1 (1): 33 – 41.

Rifai, L.D., S.H.J. Tongkukut, dan S.S. Raharjo. 2014. Analisis intensitas radiasi matahari di Manado dan Maros. Jurnal MIPA Unsrat Online. 3 (1): 49-52.

Sari, M.B., Yulkifli dan Z. Kamus. 2015. Sistem pengukuran intensitas dan durasi penyinaran matahari realtime pc berbasis ldr dan motor stepper. Jurnal Oto. Ktrl. Inst (J. Auto. Ctrl. Inst).7 (1): 37 – 52.

Setiawati, T. dan I. F. Syamsi. 2019. Karakteristik stomata berdasarkan estimasi waktu dan perbedaan intensitas cahaya pada daun hibiscus tiliaceus linn. Di Pangandaran, Jawa Barat. Jurnal Pro-Life. 6 (2): 148-159.

Sudomo, A. 2009. Pengaruh naungan terhadap pertumbuhan dan mutu bibit manglid (manglieta glauca bi). Jurnal Tekno Hutan Tanaman. 2 (2): 59 – 66.

Sukerta, I, M. 2020. Pengembangan pertanian tumpangsari pada lahan kering di Bali Selatan. CV. Noah Aletheia. Bali.

Surendra, O dan N. Puspitasari. 2016. Analisis tren perubahan suhu udara minimum dan maksimum serta curah hujan sebagai akibat perubahan iklim di Provinsi. Jurnal Sains. 16 (2): 66 – 72.

Winarno, G. D., H. S. Prayitno dan T. Santoso. 2019. Klimatologi pertanian. Pusaka Media. Bandar Lampung.




DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2023.008.2.07

Refbacks

  • There are currently no refbacks.