KONFIRMASI GEN YANG MENCIRIKAN EKSPRESI ANTOSIANIN PADA BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.)

Freta Kirana Balladona, Darmawan Saptadi, Andy Soegianto

Abstract


Peningkatan permintaan buncis dari luar negeri membuat beberapa varietas lokal tersisih karena varietas introduksi yang berasal dari luar negeri tersebut memiliki kandungan gizi lebih banyak dari varietas lokal. Salah satu cara meningkatkan kualitas buncis lokal adalah persilangan antara varietas lokal dan varietas introduksi Namun identifikasi secara fenotipik memiliki beberapa kelemahan. Maka dari itu, perlu dilakukan identifikasi molekuler pada tetua dan hasil persilangan buncis tersebut. Tujuan: mengonfirmasi keberadaan gen antosianin pada beberapa aksesi buncis berdasarkan penanda gen antosianin melalui pendekatan tetua dengan keturunan berikutnya. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 isolat DNA buncis persilangan lokal dan introduksi dan 3 primer SSR (MdMYB9, MdMYB12 dan MdMYB17). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2015 di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Berdasarkan hasil amplifikasi terlihat bahwa ketiga primer tersebut bersifat polimorfis. Hal ini membuktikan bahwa primer spesifik antosianin tersebut dikonfirmasi pada buncis. Berdasarkan panjang pita DNA yang ditinjau pada Purple Queen dan Gogo Kuning (tertua,) sama dengan keturunannya GK x PQ, PQ x GK, PQ x GI, GI x PQ dan GK x CS.

Keywords


SSR; Polimorfisme; Gen; Antosianin

Full Text:

PDF

References


BPS. 2014. Produksi sayuran Indonesia, 1997-2013. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=55&notab=70. Diakses pada tanggal 1 November 2014.

Chagné, D., C. M. Carlisle, C. Blond, R. K. Volz, C. J. Whitworth, N. C. Oraguzie, R. N. Crowhurst, A. C. Allan, R. V. Espley, R. P. Hellensand S. E. Gardiner. 2007. Mapping a candidate gen (MdMYB10) for red flesh and foliage colour in apple. BMC Genomic 1(8): 212-223.

Doyle, J.J. dan J.L. Doyle. 1990. Isolation of plant DNA from fresh tissue. Focus (12): 13-15.

Hale, A. L. 2003. Screening potato genotypes for antoxidant activity, identification of the responsible compunds, and differentiaying russet norkotah strains using AFLP and microsatelite marker analysis. Desertation. Texas A&M University. USA

Oktarisna, F. A., A. Soegianto, A. N. Sugiharto. 2013. Pola pewarisan sifat warna polong pada hasil persilangan tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) varietas introduksi dengan varietas lokal mantili. Jurnal Produksi Tanaman. 2(1): 81-89.

Reddy, A. R. 1996. Genetic and molecular analysis of the anthocyanin pigmentation pathway in rice. Proceding of International Third Rice Genetics Symposiump.p.341-352.

Rubyogo, J.C., L. Sperling dan T. Assefa. 2007. Pendekatan baru guna memfasilitasi akses petani pada benih buncis. Artikel. Ethiopian Institute Agriculture Addis Ababa. Penerjemah Salam. Ethiopia.

Saptadi, D., R.R.S. Hartati. A. Setiawan, B. Heliyanto dan Sudarsono. 2011. Pengembangan marka simple sequence repeat untuk Jatropha spp. Jurnal Littri 17(4): 140 – 149.

Syafaruddin dan T. J. Santoso. 2011. Optimasi teknik isolasi dan purifikasi DNA yang efisien dan efektif pada kemiri sunan (Reutalis trisperma (Blanco) Airy Shaw). Jurnal Littri 17 (1): 11-17.

Takos, A. M., F. W. Jeffé, S. R. Jacob, J. Bogs, S. P. Robinson dan A. R. Walker. 2006. Light-induced expression of a MYB gene regulates anthocyanin biosynthesis in red apples. Journal of Plant Physiology (142): 1216-1232.

Tenriulo, A., E. Suryati, A. Parenrengi dan Rosmiat. 2001. Ekstraksi DNA rumput laut kappaphycus alvarezii dengan metode fenol kloroform. Marina Chimica Acta 2(2): 6-10.

Yu, K., S. J. Park, V. Poysa dan P. Gepts. 2000. Integration Simple Sequence Repeat (SSR) markers into molecular lingkage map of common bean (Phaseolus vulgaris L.). Journal of Heredity 91 (6): 429-434.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.